Jumat, 11 Maret 2022

3.2.a.9. Koneksi Antar Materi - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya

Sekolah adalah sebuah bentuk interaksi antara faktor biotik (Murid, Kepala Sekolah, Guru, Staf/Tenaga Kependidikan, Pengawas Sekolah, Orang Tua & Masyarakat sekitar sekolah) dan abiotik (keuangan & sarana prasarana). Kedua unsur ini saling berinteraksi satu sama lainnya sehingga mampu menciptakan hubungan yang selaras dan harmonis.

Pendekatan berbasis kekurangan/masalah (Deficit-Based Thinking)  akan memusatkan perhatian kita pada apa yang mengganggu, apa yang kurang, dan apa yang tidak bekerja. 

Pendekatan berbasis aset (Asset-Based Thinking) adalah sebuah konsep yang dikembangkan oleh Dr. Kathryn Cramer untuk  menemukan dan mengenali hal-hal yang positif dalam kehidupan, dengan menggunakan kekuatan sebagai tumpuan berpikir, kita diajak untuk memusatkan perhatian pada apa yang bekerja, yang menjadi inspirasi, yang menjadi kekuatan ataupun potensi yang positif.

Menurut Green dan Haines (2002) dalam Asset building and community development, ada 7 aset utama atau di dalam buku ini disebut sebagai modal utama, yaitu:

1.     Modal Manusia

2.     Modal Sosial

3.     Modal Fisik

4.     Modal Lingkungan/alam

5.     Modal Finansial

6.     Modal Politik

7.     Modal Agama dan budaya

Sehubungan dengan Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya maka Pendekatan berbasis asset dapat diterapkan diawali dengan perubahan pola piker (mindset) dan sikap yang positif. Sekolah harus dibangun dengan melihat pada kekuatan, potensi dan tantangan untuk mengembangkan kapasitas yang dimiliki untuk pembangunan sumber daya. Menciptakan perubahan positif dapat dimulai dari cara bagaimana untuk berpikir bersama dan mencetuskan/memulai suatu tindakan perubahan.

Implementasi Pemimpin Pembelajaran di dalam kelas maka perubahan dapat dilakukan dengan melibatkan murid untuk mendapatkan ide dan memberikan kesempatan mereka untuk mengungkapkan pendapat agar dapat menciptakan pembelajaran dan lingkungan kelas yang nyaman dan menyenangkan. Dalam lingkungan sekolah dapat dimulai dengan membangun komunikasi bersama warga sekolah untuk mengupayakan suatu tindakan dan perubahan yang lebih baik lagi seperti lingkungan sekolah yang asri dan dapat berdampak bagi masyarakat sekitar dengan mencanangkan peduli kebersihan dan keindahan lingkungan sekitar yang dimulai dari lingkungan sekitar sekolah.

Dengan adanya pengelolaan sumber daya yang tepat akan membantu proses pembelajaran murid menjadi lebih berkualitas, antara lain pada saat semua sarana prasarana yang ada dapat dimanfaatkan dalam kegiatan pembelajaran oleh guru-guru yang memiliki kompetensi serta dukungan dari orang tua maka akan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan baik di sekolah. Guru dapat memanfaatkan lingkungan sekitar untuk pembelajaran secara langsung, menggunakan media pembelajaran yang didapat dari lingkungan akan lebih bermakna bagi murid.

Ki Hadjar Dewantara menyatakan bahwa maksud pendidikan itu adalah menuntuk segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat. Dari filosofi tersebut, maka sebagai seorang pemimpin pembelajaran dalam mengelola sumber daya harus fokus pada mengembangkan kekuatan yang dimiliki oleh sekolah untuk anak dimerdekakan sesuai dengan kodrat mereka. Dan peran guru penggerak sebagai pemimpin pembelajaran harus memprakarsai suasana yang nyaman sesuai dengan kebutuhan murid dengan membuat lingkungan sekolah yang dapat mengembangkan semua aspek pembelajaran yang mendukung tumbuh kembang murid. Dan untuk mengembangkan sumber daya sekolah maka harus sesuai dengan visi sekolah yang akan dicapai dan menerapkan budaya positif yang dapat dimulai dengan memiliki cara berpikir positif agar dapat mengembangkan potensi sumber daya yang sekolah miliki. Dengan mampu mengembangkan sumber daya yang miliki maka dapat menerapkan pembelajaran yang berpihak pada murid dengan memenuhi kebutuhan belajar melalui pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran sosial-emosional.

Setelah saya mempelajari modul Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya ada banyak hal yang mengubah cara pikir saya dalam melihat situasi dan kondisi yang ada di sekolah, dari melihat keterbatasan yang kami miliki di sekolah beralih kepada potensi dan pencapaian yang sekolah kami miliki. Dengan membangun komunikasi dan diskusi dengan warga sekolah dalam hal ini Kepala Sekolah dan rekan Guru, kami telah melakukan pemetaan 7 aset/modal yang sekolah miliki dan hal ini baru pertama kami laksanakan. Dan saat ini mulai ada ide-ide baru yang ingin saya kembangkan dan prakarsai untuk dilakukan di sekolah dengan menerapkan metode BAGJA atau 5D (Define, Discovery, Dream, Design, Destiny/Deliver) dengan berkolaborasi bersama warga sekolah termasuk di dalamnya murid kelas saya untuk menciptakan suasana yang nyaman dan menyenangkan bagi mereka.

 

Senin, 07 Maret 2022

3.2.a.10.2. Jurnal Refleksi - Minggu 21

 PROCESS

Dalam kegiatan pekan ini CGP melakukan diskusi kelompok dalam Ruang Kolaborasi – Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya. Dan masing-masing CGP membuat video pemetaan aset/modal yang dimiliki oleh sekolah dan daerah masing-masing untuk didiskusikan dalam Ruang Kolaborasi – Forum Kelompok dan diberikan umpan balik oleh anggota kelompok lain. Dalam Ruang Kolaborasi, masing-masing CGP berdiskusi secara daring memaparkan 7 aset/modal sekolahnya, kemudian menyajikannya dalam bentuk poster, table, mindmap, dan lainnya. Dan saat pertemuan selanjutnya masing-masing kelompok memaparkan hasil diskusinya untuk kemudian diberikan umpan balik oleh kelompok lain.

 CREATIVITY

Dalam melakukan pemetaan 7 aset/modal di sekolahnya maka CGP harus mampu mengidentifikasi semua potensi yang ada dengan berkolaborasi bersama Kepala Sekolah dan rekan guru untuk mendapatkan informasi sebanyak mungkin mengenai 7 aset/modal yang sudah ada.

 FACTS

 Modal manusia : Kepala sekolah dan  guru yang berkompetensi.

2.      Modal sosial : norma/etika yang dimiliki oleh sekolah, asosiasi mitra sekolah dalam membangun hubungan yang baik (networking).

3.      Modal fisik : bangunan dan infrastruktur yang dimiliki oleh sekolah dan lingkungan sekitar sekolah.

4.      Modal lingkungan/alam : potensi yang ada di sekitar sekolah berupa alam dan tanah yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran.

5.      Modal finansial : keuangan yang dimiliki oleh sekolah dan bagaimana mengembangkan keuangan melalui entrepreneurship.

6.      Modal politik : bagaimana hubungan dalam berorgannisasi untuk pengambilan keputusan, keterlibatan dalam komunitas lain seperti akses Kesehatan, listrik, dll.

7.      Modal agama dan budaya : peran agama dan budaya yang ada di lingkungan sekitar sekolah akan mempengaruhi dengan turut melestarikan dan mengenalkan perbedaan agama.

BENEFITS

Pada saat diskusi dalam Ruang Kolaborasi CGP saling berbagi tentang potensi 7 aset/modal yang dimiliki oleh sekolah lainnya, saya mendapatkan ide-ide baru dalam mengembangkan potensi di sekolah yang bisa disesuaikan dengan budaya lokal yang kami miliki, misalnya dalam pengembangan modal sosial dan politik serta financial.

FEELINGS

Pada awalnya saat melihat modal/aset yang dimiliki oleh sekolah lain perasaannya minder karena begitu banyak modal/aset yang mereka dimiliki jika dibandingkan dengan sekolah kami. Tapi setelah mempelajari lebih lagi tentang Pendekatan Berbasis Aset, maka berusaha untuk melihat potensi bukan kepada permasalahan atau kendala, sehingga pada saat itu perasaan saya menjadi berantusias untuk mengembangkan potensi dari aset/modal yang ada.

CAUTIONS

Kesulitan yang dialami dalam melakukan pemetaan 7 modal/aset yang dimiliki oleh sekolah adalah saat mengidentifikasi modal sosial dan politik sehubungan dengan dukungan pemerintah dan masyarakat setempat dalam hal ini di lingkungan sekitar sekolah yang dapat dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran. Dan pengembangan modal financial melalui DUDI karena masih kurangnya jaringan yang dimiliki untuk bisa mengakses CSR (Corporate Social Responsibility) DUDI yang ada di sekitar lingkungan sekolah.

 

 


3.2.a.9. Koneksi Antar Materi - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya

Sekolah adalah sebuah bentuk interaksi antara faktor biotik (Murid, Kepala Sekolah, Guru, Staf/Tenaga Kependidikan, Pengawas Sekolah, Orang ...